Update Berita :

Mahasiswa dan Dakwah Kampus

17 October 2008

Mahasiswa sebagai sosok intelektual yang memiliki mobilitas tinggi merupakan aset besar yang dimiliki oleh suatu negeri,dimana peradaban negeri ditentukan oleh mereka, baik kah atau buruk. Masa muda adalah fase yang produktif dalam bergerak dan berkonstribusi.
Oleh sebab itu, amat disayangkan jika pada masa ini potensi yang ada dikebiri oleh kondisi perang peradaban yang penuh dengan doktrin kebebasan. Perubahan zaman yang terus berputar tidak hanya menuntut pemuda untuk lebih siap dalam menghadapi perubahan tersebut tapi juga memaksa mereka. untuk lebih berhati – hati. Era keterbukaan yang menuntut kaum intelektual bangsa ini untuk bisa bersaing tidak saja membutuhkan kemampuan secara ilmiah, tapi juga membutuhkan kemampuan dalam hal ruhiyah (nilai ketuhanan).
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa mahasiswa sebagai kaum intelektual turut menentukan arah perjalanan bangsa. Sehingga perlu dikondisikan dengan iklim Islam yang dapat mencegah pengaruh – pengaruh buruk yang ditimbulkan dari peradaban kebebasan yang dibawah oleh kaum materialistis barat. Kita mengetahui bersama bagaimana peradaban bangsa yang gemilang telah ditunjukkan oleh Rasullullah Saw dalam membangun mayarakat madinah dengan menanamkan nilai – nilai Islam kepada jiwa para pemudanya, sehingga muncullah sosok – sosok seperti Ali bin abi Thalib Ra, Usamah bin Ziad, Mus’ab Bin Umair dll, yang melakukan manuver – manuver amall Islam dengan gemilang hingga islam tersebar hampir ke pelosok negeri di dunia.
Kalau kita melihat dengan konteks ke-kampusan, maka Kampus yang merupakan tempat lahirnya tokoh – tokoh intelektual, tokoh pergerakan dunia adalah pilar utama dalam membawa angin sejuk sebuah peradaban sehingga kampus menjadi primadona (perhatian) banyak idiologi untuk menanamkan pemahamannya dan mencari kadernya dalam rangka menyuburkan idiologii tersebut seperti Islam, Sosialis, Nasionalis, Hedonis dll. Dan tidak bisa dipungkiri juga tumbuh suburnya organisasi idiologi(pergerakan),yang mau tidak mau menuntut Kesadaran mahasiswa untuk bisa memilah – milah mana yang sesuaii dengan fitrah dan nilai – nilai moral manusia.
Kita mengetahui bersama bahwa solusi terbaik untuk mengubah negeri ini adalah bagaimana kita mengembalikan pemuda kembali kepada fitrohnya yaitu Islam. Islam yang menjadikan pemuda sebagai barisan terdepan dalam membangun negeri bahkan dunia. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasul Saw “Baik buruknya suatu negera ditentukan oleh pemudanya, jika rusak pemudanya maka rusaklah Negara itu begitu juga sebaliknya”. Allah Swt berfirman “ kalian (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia..”(Al – Imran : 110).
Oleh sebab itu peran dakwah kampus memegang peranan penting dalam mengkondisikan kaum intelektual agar kembali ke fitrohnya pada kebaikan. Kegiatan dakwah kampus diharapkan dapat merubah paradigma berfikir masyarakat kampus tentang Islam, terbentuknya lingkungan (Bi’ah) dan masyarakat yang madani di Kampus. Merupakan keberuntungan tersendiri bagi yang terinspirasi untuk terlibat dan mencebur kedalamnya(dakwah kampus), karena sekali kita tercebur maka kita bisa merasakan kenikmatan – kenikmatan yang besar, kenikmatan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata – kata kecuali oleh orang yang terlibat langsung didalamnya.
Kenikmatan itu bisa berupa Ukhuwah (persaudaraan) yang tidak dibatasi oleh tempat dan usia, kenikmatan ilmu yang tidak bisa dihargai oleh besarnya uang dll. Kemudian juga kita menyadari bahwa dalam kerja – kerja dakwah kampus banyak hal yang akan ditemuii didalamnya, baik duka maupun suka. Namun itu semua adalah bagian dari pendewasan dan pengalaman tersendiri yang tidak didapatkan diluar kampus.
Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu disiapkan dalam melakukan kerja – kerja dakwah kampus, pertama menjadikan aqidah, fikrah (pemikiran), dan manhaj islam sebagai pengarah dan sumber petunjuk. kedua, membingkai kerja dengan suluk (prilaku) dan akhlaq Islami. ketiga, memegang prinsip dakwah (melayani sebelum mendakwahi, memberi teladan sebelum mengajak, menggembirakan bukan menakuti, mempermudah bukan mempersulit, serta memberi solusi bukan menghakimi). empat, melakukan kerja dakwah yang intelektual, inklusif, amah (menjangkau objek yang luas)dan zohir (terbuka dan jelas). lima, memberikan teladan dalam dakwah fardiyah(perseorangan). Tapi, titik utama yang menjadi dasar dan keberlangsungan dakwah kampus adalah bagaimana individu – individu pengusungnya dapat menghidupkan nilai – nilai Islam dalam kehidupan sehari – hari.
Rasul Saw pernah bersabda “ ibda bi nafsi (mulailah dari diri sendiri)”, dan kita menyadari bahwa setiap kita memiliki potensi untuk menjadi pahlawan, karena pahlawan adalah orang biasa yang melakukan kerja – kerja besar.”setiap seratus tahun akan muncul para mujadid (pembaharu) Islam (Al-Hadist). Wallahu’alam


Raih Amal Sholeh Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

 

© Copyright 2012 LDK KISI | Sahabat Semua | Design Edit By LDK KISI | Powered By Blogger