Update Berita :

Pengorbanan Rasullullah

17 June 2013



Umar bin Khattab bercerita,suatu hari seorang laki laki datang menemui Rasulullah Saw untuk meminta - meminta ,lalu beliau memberinya Keesokan harinya, laki - laki itu datang lagi, Rasulullah juga mmberinya. Keesokan harinya, datang lagi dan kembali meminta, Rasulullah pun memberinya. Keesokan harinya ia datang kembali untuk meminta - minta, Rasulullah brsbda, "Aku tdak mempunyai apa2 saat ini. Tp,ambillah yg kau mau dan jdkn sbg utangku.Kalau aku mmpunyai sesuatu kelak,aku akan membayarnya"Umar lalu berkata, "Wahai Rasulullah, janganlah memberi diluar batas kemampuanmu!" .Rasulullah tidak menyukai perkataan Umar tadi. 

Tiba-tiba, datang seorang laki-laki dari Anshar sambil berkata, "Ya Rasulullah, jangan takut, terus saja berinfak. Jangan takut dengan kmiskinan." Mendengar ucapan laki - laki tadi, Rasul tersenyum, lalu beliau berkata kepada Umar, "Ucapan itulah yang diperintahkan oleh Allah kepadaku." (HR. Turmudzi)   Jubair bin Muth'im bertutur, ketika ia bersama Rasulullah Saw, tiba - tiba orang - orang mencegat beliau meminta dengan stengah memaksa sampai - sampai beliau disudutkan ke sebuah pohon berduri. Kemudian salah seorang dari mereka mengambil mantelnya.  Rasulullah berhenti sejenak dan berseru, "berikan mantelku itu! itu untuk menutup auratku. Seandainya aku mempunyai mantel banyak (lebih dari satu), tentu akan kubagikan pada kalian." (HR Bukhari) Ummu Salamah, isteri Rasululah bercerita, 

Suatu hari Rasulullah masuk ke rumahku dengan wajah pucat. Aku khawatir beliau sedang sakit. "Ya Rasulullah, mengapa wajahmu pucat begini?" tanyaku. Rasulullah menjawab, "Aku pucat begini bukan karena aku sakit, melainkan karena aku ingat uang tujuh dinar yang kita dapat kemarin, sampai sore ini masih berbada di bawah kasur dan kita belum menginfakkannya." (HR Al Haitsami; derajat hadis ini sahih).  Aisyah berkata, suatu hari ketika sakit, Rasulullah menyuruhkan bersedekah dgn uang tujuh dinar yg disimpannya di rumah. Setelah menyuruhkan bersedekah, beliau lalu pingsan. Ketika sudah siuman, Rasulullah bertanya kembali, "Uang itu sudah - kau sedekahkan?" "Belum, karena aku kemarin sangat sibuk," jawabku. Rasul bersabda, "Mengapa bisa begitu, ambil uang itu!"Begitu uang itu sudah di hadapannya, Rasulullah lalu bersabda, "Bagaimana menurutmu seandainya aku tiba - tiba meninggal, sementara aku mempunyai uang yg belum aku sedekahkan? Uang ini tidak akan menyelamatkan Muhammad seandainya ia meninggal sekarang, sementara ia mempunyai uang yang belum disedekahkan." (HR. Ahmad).

 Sahl bin Sa'ad bertutur, suatu hari datang seorang perempuan menghadiahkan kepada Nabi Saw sepotong syamlah (baju lapang yang menutup seluruh badan) yang ujungnya ditenun. Perempuan itu berkata, "Ya Rasulullah, akulah yang menenun syamlah ini dan aku hendak menghadiahkannya kepada Engkau," Rasulullah pun sangat menyukainya. Tanpa banyak bicara, beliau langsung mengambil dan memakainya dengan sangat gembira dan berterima kasih kepada wanita itu.  Rasulullah benar-benar sangat membutuhkan dan menyukai syamlah tersebut. Tidak lama setelah wanita itu pergi, tiba - tiba datang seorang laki - laki meminta syamlah tersebut. Rasulullah pun memberikannya. Para sahabat yang lain lalu mengecam laki - laki tersebut. 

Mereka berkata, "Hai Fulan, Rasulullah sangat menyukai syamlah tersebut, mengapa kau memintanya?"  kan tahu Rasulullah tidak pernah tidak memberi kalau diminta!" Laki - laki itu menjawab, "Aku memintanya bukan untuk dipakai sebagai baju, melainkan untuk kain kafanku nanti kalau aku meninggal." Tidak lama kemudian,  laki-laki itu meninggal, dan syamlah tersebut menjadi kain kafannya. (HR Bukhari) tertinggi yang takkan pernah sanggup diimbangi oleh siapapun. Sahabat - sahabat Rasulullah hanya bisa meniru kedermawanan yg diajarkan Baginda Rasul itu, yg kmudian menambah panjang jejak sejarah kedermawanan yang dicontohkan Nabi para sahabat.  Lihatlah Thalhah bin Ubaidillah, seorang sahabat yang kaya raya namun pemurah dan dermawan. 

"Sungai yg airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah" adalah lukisan tentang kedermawanan seorang Thalhah. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada suatu hari isterinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang isteri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Thalhah menjawab, "Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus aku lakukan?" Maka isterinya berkata, "Uang yang ada di tanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir miskin." Maka dibagi-baginyalah seluruh uang yang ada di tangan Thalhah tanpa meninggalkan sepeserpun!  Assaib bin Zaid berkata tentang Thalhah, "Aku berkawan dengan Thalhah, baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. 

Aku melihat tidak ada seorang pun yg lebih dermawan dari dia thdp kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya" Jabir bin Abdullah berturur, "Aku tidak pernah melihat orang yg lebih dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta." Oleh krn itu, patutlah ia dijuluki "Thalhah si dermawan" "Thalhah si pengalir harta" "Thalhah kebaikan dan kebajikan" Sahabat lain yang mengukir jejak indah kedermawanan mencontoh Nabi adlh Tsabit bin Dardah yg memiliki kebun yg bagus, berisi 600 batang kurma kualitas terbaik. Begitu turun firman Allah, "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah  pinjaman yg baik, maka Allah akan melipatgandakan (pembayaran) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh  pahala yang banyak." (QS. Al Hadid :11), dia bergegas mendatangi Rasulullah untuk bertanya, "Ya Rasulullah, apakah Allah ingin meminjam dari hamba-Nya?" "Benar," jawab Rasulullah. Spontan Tsabit bin Dahdah mengacungkan tangannya seraya berkata, "Ulurkan tangan Anda, wahai Rasulullah!" Rasulullah mengulurkan tangannya, dan langsung disambut oleh Tsabit bin Dahdah sambil berkata, "Aku menjadikan Anda sebagai saksi bahwa kupinjamkan kebunku kepada Allah!" Tsabit gembira dengan keputusannya itu. Dlm prjalanan pulang dia mampir ke kebunnya. Dilihatnya isteri  anak -anaknya sedang brsantai di bawah pepohonan yg sarat dgn buah. 

Dipanggillah sang isteri, "Hai Ummu Dahdah! Cepat keluar dari kebun ini, aku sudah meminjamkan kebun ini kpd Allah!" Isterinya menyambut dengan sukacita, "Engkau tidak rugi, suamiku, engkau beruntung, engkau sungguh beruntung!" Segera dikeluarkannya kurma yg ada di mulut anak - anaknya seraya berkata, "Ayahmu sudah meminjamkan kebun ini kepada Allah" Ibnu Mas'ud mnceritakan bahwa Rasulullah bersabda, "Berapa banyak pohon sarat buah yg kulihat di surga atas nama Abu Dahdah." Artinya, Allah memberi Tsabit bin Dahdah pohon - pohon yg berbuah lebat di surga sebagai ganti atas pemberiannya kepada-Nya di dunia.  Indah nian jejak - jejak kedermawanan Nabi Muhammad Saw, lebih indah lagi apa - apa yg dijanjikan Allah atas apa yg diberikan di jalan-Nya. Karenanya, seluruh sahabat pada masa itu berlomba lomba mengikuti jejak Nabi dalam segala hal, termasuk tentang kedermawanan. Semoga, jejak kedermawanan itu terus terukir pada umat Muhammad hingga kini selama kita masih terus meleburkan diri pada rantai jejak indah itu, dan mengajarkannya kepada anak - anak dan penerus kehidupan ini. 

sumber : http://twitter.com/#!/bayugawtama 
Raih Amal Sholeh Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

 

© Copyright 2012 LDK KISI | Sahabat Semua | Design Edit By LDK KISI | Powered By Blogger