Update Berita :

Kalo Udah Sarjana Mau Kemana???

22 May 2013


Bismillah – Tidak terasa momentum wisuda sebentar lagi akan kita rasakan di Universitas Siliwangi. Hingar bingar tawa bahagia dan kegembiraan mewarnai segenap atmosfir kampus perjuangan ini. Sekian tahun perjuangan ini akhirnya terbayar dengan gelar yang akan segera disandangkan dibelakang nama kita sungguh pemandangan yang luar biasa. Bahkan tidak hanya keluarga, sanak dan saudara orang disekitar kampus juga ikut menikmati euforia kegembiraannya mulai dari pedagang kaki lima sampai tukang foto dadakan juga tak jarang dijumpai dijalan kampus yang biasanya hanya dipakai lalu lalang. Itulah wisuda sebuah pesta kegembiraan yang tecatat dalam memori kehidupan kita. 
      Namun pernahkah kita merenungkan “Kalo Sudah Jadi Sarjana mau kemana?” pertanyaan sederhana tetapi terkadang sulit dicari jawabannya, barangkali kebanyakan menjawab “ya kerja”, “nikah” inilah itulah dll yang intinya adalah kebahagiaan diri. Tahukah kita faktanya Indonesia masih termasuk negara yang memiliki pengangguran terdidik yang besar sehingga pilihannya mau tidak mau, suka ataupun tidak suka adalah menjadi bagiannya atau bagian yang lain? sadarkah kita bahwa kita istimewa? Tak semua orang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan seperti kita, bahkan banyak anak bangsa yang harus mengorbankan masa pendidikannya dengan bekerja untuk menghidupi keluarga. 
     Bisa jadi ia lebih layak dan lebih cerdas dari kita namun tidak dinaungi keberuntungan. Tidakkah hati kita menaruh empati terhadap mereka? Ataukah hari ini kita terbius dengan egosentris diri? “Yang penting lulus, yang penting kerja, yang penting saya bahagia persetan dengan itu semua” coba kita renungkan hadits berikut ini “khairunnas anfa’uhum linnas” yang artinya adalah “sebaik baik manusia adalah yang memiliki manfaat bagi manusia lain” sehingga jika kita ingin menjadi manusia terbaik, maka lakukan hal baik unuk manusia lain juga untuk diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan agama. Manusia Hebat tidak hanya memikirkan untuk memenuhi kebutuhan perut sendiri melainkan juga bagaimana memenuhi perut orang lain, kecuali anda memilih untuk menjadi orang yang biasa saja. 
      Oleh karena itu wahai para Sarjana sesungguhnya perjalanan itu masih panjang maka mari gunakan ilmu kita dengan paramater kebermanfaatan, karena sesungguhnya nilai ilmu tidak terletak hanya diujung koma (gelar –red) ataupun hebatnya Tugas akhir/skripsi kita, melainkan nilai kebermanfaatannya untuk sesama, ataukah kita memilih menjadi sarjana abal abal? Seperti Hape China Yang Penting Bisa facebook, twitter, sms setelah beberapa bulan Rusak. Ada beberapa klasifikasi orang pintar, yang pertama Orang Pintar yang tidak peduli, mereka berilmu tinggi tapi hanya memikirkan diri sendiri. Yang penting dirinya senang, menang dan  tak peduli pada orang lain. Contohnya para sarjana lulusan luar/ dalam negeri yang lebih mengorbankan dirinya untuk menjadi pegawai di Indonesia atau di luar negeri karena alasan gaji. 
    Yang kedua Orang Peduli Tapi Tidak Pintar yaitu orang yang sangat memperdulikan kehidupan sesamanya tapi dia tidak pintar sehingga ia bingung kepedulian seperti apa yang bisa ia beri. Contohnya adalah para demonstran yang dibayar. Ketiga adalah orang yang tidak peduli dan tidak pintar ini adalah orang apatis murni hanya memikirkan diri sendiri dan biasanya mengintimidasi orang lain. Contohnya preman terminal. dan jadilah orang yang keempat Orang Pintar dan Peduli orang jenis ini sangat jarang ditemui dan sulit untuk dicari, makanya jangan dicari tetapi jadilah orang orang seperti ini. Stop Judging, Do Something, be a Better Human Being… because a very long journey begins from one single step.. (hentikan menghakimi, lakukan sesuatu, jadilah manusia yang lebih baik.. karena sebuah perjalanan yang sangat jauh dimulai dari satu langkah kecil).

oleh : Asep Cahya Nugraha
Raih Amal Sholeh Bagikan Artikel Ini :

0 comments:

 

© Copyright 2012 LDK KISI | Sahabat Semua | Design Edit By LDK KISI | Powered By Blogger