Update Berita :

09 September 2009

BE CREATIVE AND BE SMART

(Wanita/Akhwat Only)

Kaifa haluk imanukum ukhtifillah ? Insya Allah senantiasa dalam keadaan dzikrullah dan dzikrulmaut ya.

Seringkali terlintas dalam benak dan qalb ini alangkah indahnya bila semua muslimah merasakan sejuknya keimanan. Bila semua muslimah bareng-bareng berjilbab sesuai perintah Kekasih kita. Bila kajian-kajian yang diadakan oleh tim syiar muslimah didatangi oleh banyak muslimah yang datang dari seluruh sudut kampus.

Wah .. wah .. subhanallah. Amin… “Aku dah berusaha tuk bisa jadi qudwah supaya orang-orang tertarik belajar Islam” .. “Aku juga dah berusaha tuk ngadain kegiatan-kegiatan kemuslimahan yang gebyar supaya para muslimah bisa belajar Islam bareng-bareng..tapi ?” Jangan ada kata tapi .. teruslah berusaha dan berinovasi untuk bisa meningkatkan skill diri. Buatlah kegiatan yang penuh kreasi dan sarat ilmu.

“So… kita harus bisa jadi muslimah kreatif dan pintar juga donk? Kenapa?” Biasanya kalo deket-deket sama orang yang penuh ide bawaannya semangat terus. Gimana nggak? kalo butuh sesuatu yang baru dengan cepat, seringkali kita meminta saran si orang kreatif tersebut. Orang-orang yang kreatif biasanya memiliki ide-ide yang agak aneh, yang terkadang tidak terpikir oleh kita. Biasanya pula, kalo deket-deket sama orang yang ilmunya luas, kita pun jadi ikut semangat. Seperti Abu Hurairah yang senantiasa mengikuti Rasulullah SAW kemanapun beliau pergi. Wajar saja, karena Rasulullah adalah orang yang dikaruniai ilmu dunia dan akhirat yang dijaga oleh Allah. Kalau ada hal yang membuat kita bingung, tanya ke orang pintar tersebut, alhamdulillah seringkali dapat pencerahan atau bahkan solusi (tentunya dengan izin Allah). So… supaya kita tetap semangat ngajakin para muslimah untuk bisa merasakan indahnya Islam, penuhi diri kita dengan kapasitas yang selalu membuat kita memiliki ghirah menggebu. Allahu Akbar! Be Creative and Be Smart, ukh

Pada dasarnya, wanita diberi kelebihan tersendiri oleh Allah. Wanitalah yang diberikan amanah untuk mengandung dan melahirkan generasi baru. Tanya deh ke ummi kita gimana repotnya mengandung dan sakitnya melahirkan, tapi itu semua mereka tepis karena mereka memiliki satu poin plus, yaitu kesabaran..Ketika kita lahir, kita diasuh dengan penuh kelembutan. Bahkan hingga saat ini seringkali apapun yang kita minta langsung ummi penuhi, bila ia mampu. Satu poin plus lagi, sensitif dan lembut. Banyak yang bilang kalo ikhwan seringkali pake logika ketika mengambil keputusan, dan akhawat pake perasaan. Ga usah minder dengan hal tersebut. Ini sebagai karunia yang Allah kasih untuk saling melengkapi. Sebenarnya masih banyak banget kelebihan yang kita miliki. Ada baiknya kita segera membeli buku-buku yang bercerita tentang wanita shalihah dan sirah shahabiyah. Ga rugi kan?

Mari kita review beberapa cerita tentang para wanita shalihah nan cerdas dan mengagumkan…

Masih inget kan kisahnya Siti Khadijah? Beliau mendampingi Rasulullah saat beliau mendapatkan wahyu di awal kerasulannya. Ketika awal, Rasulullah seringkali merasa takut dan menggigil saat didatangi Jibril. Bahkan Rasul merasa khawatir dirinya akan dianggap gila karena hal ini. Apa yang dilakukan sang bidadari surga, Siti Khadijah? Beliau senantiasa menyemangati dan mendukung Rasul. Membenarkan apa yang dikatakannya, mengikuti apa yang dilakukannya. Sungguh, keistimewaan ini yang membuat Rasulullah SAW begitu mencintainya. Masih ingat pula Siti Aisyah, muslimah yang sangat cerdas dan tegas. Beliaulah yang memiliki hapalan hadits dan syair Arab paling banyak, sehingga seringkali Rasulullah SAW dan para sahabat meminta sarannya. Atau kisah Ummu Salamah, seorang ummi yang sangat tegar dan sangat pintar. Keikhlasannya sudah teruji saat Allah meminta kembali semua orang-orang terdekatnya, suami dan anak-anaknya. Beliaulah yang memberikan saran kepada Rasulullah untuk mencukur rambut terlebih dahulu ketika selesai Perjanjian Hudaibiyah, agar para sahabat langsung mengikuti Rasulullah. Saat itu, Rasulullah bingung apa yang harus dilakukannya karena para sahabat tampak acuh tak acuh ba’da penyepakatan Perjanjian Hudaibiyah yang dianggap merugikan kaum muslimin. Tapi Ummu Salamah muncul sebagai pendamping yang diharapkan. Maha Suci Allah.

“Tapi itu kan zaman dulu! Emang sekarang ada?” Masalahnya bukan terletak pada zamannya, tapi pada diri kita pribadi. Toh Islam content-nya tetap sama dari dulu hingga sekarang. Sudah cukup banyak ukh, para hafidzoh Qur’an. Para umahat yang masih beraktivitas dengan aktif untuk memberikan ta’lim atau mengisi halaqah-halaqah. Sebenarnya mungkin kita yang belum memiliki cita-cita yang kuat untuk bisa menjadi muslimah-muslimah istimewa itu. “Terus caranya gimana untuk bisa seperti mereka? Creative and smart?

Insya Allah, ini beberapa tips yang bisa kita coba.

  1. Mematri cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan memperbanyak shalat malam (QS. Al-Muzammil:20), bertilawah, melaksanakan ibadah-ibadah wajib dan sunnah dengan syarat :
    • Dilakukan secara ikhlas, hanya karena Allah semata. Emang sulit buat ikhlas, tapi untuk Allah tidak ada yang sulit. Mintalah kepada Rabb dalam tiap sujud sahabat agar diberikan keikhlasan yang sempurna
    • Caranya benar, sesuai perintah Allah dan petunjuk Rasulullah SAW
  2. Memenuhi hak jasad, ruhiyah, fikriyah secara seimbang

    “Tau dari mana takarannya seimbang ?” Dikatakan seimbang saat kita mampu melaksanakan semua kegiatan kita tanpa merasa ada satu sisi yang kosong. Banyak juga loh yang kegiatannya banyak tapi ngerasa ilmunya gak nambah-nambah. Atau terlalu fokus pada ruhiyah, tapi sering sakit-sakitan. Biasakan untuk mulai mengagendakan setiap kegiatan pemenuhan hak-hak tersebut setiap pekannya, agar tidak ada yang porsinya berlebih.

  3. Menjadikan membaca sebagai hobi

    Nah…ini yang sulit dilakukan. Ga tua, ga muda, kalau tidak sedang perlu, jarang membiasakan diri untuk membaca. Buku-buku yang dibaca bisa beragam, mulai dari buku kemuslimahan, buku sosial, novel, dan sebagainya. Hal yang perlu dicermati ketika membaca suatu buku atau artikel adalah jangan menelan mentah-mentah apa yang telah dibaca sehingga kita mutlak patuh pada bacaan tersebut dan menafikkan bacaan lain yang mungkin sedikit berbeda dengan bacaan tersebut. Diskusikan setiap poin yang kurang kita pahami. Diskulah dengan para ‘alim dan sahabat terdekat.

  4. Memiliki target TERTULIS

    Penelitian dari suatu angkatan tertentu di universitas ternama di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa dari seluruh mahasiswanya, hanya 70% yang memiliki visi hidup. Dari 70% tersebut hanya 30%-nya saja yang memiliki target tertulis untuk mencapai visi dan mimpinya. Ternyata dari 30% tersebut hanya kurang dari 3% yang memiliki target detail untuk mencapai mimpinya. Setelah beberapa tahun, orang-orang yang dijadikan sampel tersebut disurvei kembali. Ternyata, mayoritas orang yang berhasil adalah orang-orang yang memiliki target tertulis yang detail.

    Lalu bagaimana dengan ayat : “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang alin tentang urusan mereka.” (QS A-Ahzab:36).

    Betul ukhtifillah. Memang Allahlah pengatur segala sesuatu. Bila Allah ingin berkehendak, kita tidak bisa menghindar dari kehendaknya tersebut. Tapi, mari kita kaitkan dengan ayat lain : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d:11).

    So … tetap ada ikhtiar kita disana. Kita mau jadi sekreatif dan sepintar apa, harus ada targetannya. OK?

  5. Setiap pekan, mengagendakan waktu khusus untuk mengevaluasi target

    Ketika mengikuti suatu training khusus bagi mahasiswa baru ITB (Strategi Sukses di Kampus), trainer-nya berkata bahwa salah satu hal yang bisa menurunkan semangat kita untuk berkreasi adalah tidak adanya kontrol terhadap mimpi yang ingin kita raih. Alias tidak adanya evaluasi berkala untuk melihat sejauh apa perkembangan kita. Tahap pengevaluasian ini Insya Allah tidak memakan waktu yang lama. Relatif satu hingga dua jam di satu hari khusus.

  6. Penuhi keahlian softskill

    Dari buku Strategi Sukses di Kampus karangan Ibu Ariyanti (alumni ITB’ angkatan 90-an) dikatakan bahwa IPK merupakan urutan ke-17 yang menjamin kesuksesan seseorang dalam hidup dan pekerjaannya. Menurut survey, 16 poin teratas adalah softskill seperti komunikasi, manajemen tim, dan sebagainya.

    Insya Allah kita sudah memiliki kekuatan ruhiyah yang baik, kan ? Bila ditunjang pula dengan interpersonal yang menawan maka akan semakin mempercantik langkah da’wah kita. Bukankah Rasulullah SAW pun memiliki softskill yang sangat baik mulai dari manjadi negosiator, ahli dalam strategi tim, dan masih banyak lagi. Jangan lupa pula ukh skill keakhawatannya. Mulai deh coba-coba ke dapur, cuci baju, dan kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh para ibu.

    Lakukan semuanya dengan meniatkan diri karena Allah. Dan … yang sering dilupakan : aturan 5 menit! Maksudnya… emang paling susah kalo mulai, Insya Allah bila sudah dilaksanakan akan terasa enjoy dan bernilai ibadah di sisi Allah. Amin.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. Mari kita berfastabiqul khoirot. Yakinkan dalam diri bahwa kita bisa menjadi muslimah yang creative dan smart. Wallahu alam bish showab.

Raih Amal Sholeh Bagikan Artikel Ini :

1 comments:

Trisma Oktavia said...

sip...!! setuju!

 

© Copyright 2012 LDK KISI | Sahabat Semua | Design Edit By LDK KISI | Powered By Blogger